Kamis, 12 April 2012

DI BALIK RINTIKAN HUJAN




Semua manusia pasti memiliki sebuah kenangan bersama seseorang atau beberapa orang yang di sayangi maupun di benci. Terkadang naif bagi kita jika mampu membuang jauh kenangan yang sudah terjadi sebelumnya. Karena dalam memory ingatan seseorang pastilah selalu tersimpan suatu kenangan yang tidak bisa di hapus maupun di buang. Memory otak kita bukanlah mesin yang dapat menghapus berbagai jenis file yang tidak ingin kita simpan.
                Kini aku ingin membagikan cerita galau da kepiluan hatiku. Aku banyak mengenal seseorang dalam hidupku, mulai dari anak-anak, remaja muda, dewasa, bahkan tua sekalipun. Namun kisah in ku ambil dari sang remaja cowok yang pernah singgah di hatiku. Mungkin bagi kalian yang membacanya sedikit bosan atau bahkan ingin muntah sekalipun.
                Naif bagiku seorang putri remaja belasan tahun, tidak mempunyai cerita ataupun kesan tentang seorang pria. Dan inilah ceritaku.
                Sebut saja namanya Gusti, seseorang yang saat ini belum dapat ku lupakan. Dia adalah seorang cowok yang baik, dan yang pasti dia sesuai dengan keinginanku : tampan, perhatian, terawat, dan mampu menaklukan hati keluargaku. Karena kemampuanya yang mampu menaklukan hati keluarga, aku mulai suka padanya. Sampai akhirnya ku tahu bahwa dia juga suka padaku. Awalnya aku senang Gusti memiliki rasa y6ang sama denganku, namun saat ku tahu dia telah memiliki seorang pacar, rasanya aku tak mungkin bisa bahagia, walaupun perasaan Gusti itu sama.
                Gusti sempat memohon padaku agar aku tidak menauh dan menjadi pacarnya. Namun aku tak mungkin tega merebut gusti dari pacarnya. Sampai akhirnya aku dan Gusti main belakang atau diam-diam dekat tanpa sepengetahuan pacarnya. Namun aku tetap tidak bisa menerima Gusti , hanya saja aku ingin dekat denganya.
                Aku punya cerita romantis di balik hujan bersama Gusti, yang dimana aku mendapatkan sebuah pelukan, ciuman di keningku, dan genggaman tangan dari Gusti, dan semua itu baru pertama kali kudapat darinya. Aku yang sebelumnya belum pernah merasakan itu semua, merasa senang dan tak menyangka. Namun semua itu menjadi suatu kenangan yang sangat sulit terlupa. Sampai akhirnya Gusti kembali dengan pacarnya dan menjauh dariku secara perlahan. Dengan emosi dan keputus asaanku, kuputuskan bahwa aku tak ingin lagi mengenal Gusti.
                Hanya hujan yang turun setiap saat membuat suatu kenangan tersendiri, yang tak mungkin bisa ku lupa hingga kini, itulah hal tersulit untuk melupakan Gusti, apalagi di saat hujan turun. Kenangan itu seolah tergambar di balik rintikan hujan.

0 komentar:

Posting Komentar