Rabu, 14 November 2012

Kosong

Hari ini capek banget. Segala kendala ku alami hari ini, mulai dari kehilangan brosur lomba penulisan opini tingkat SMU, flashdisk hilang, baju kotor karena main futsal, sekarang malah kaki keseleo. Cukup lengkap deh semua derita yang terulas di hari ini.
Saya juga meminta maaf kepada pengunjung setia blog saya yaituhttp://indahgemini.blogspot.com/ karena sepi dari karya tulis saya. Kesibukan saya akan di sekolah menghambat perkembangan blog saya sendiri.
Saya harap kita bisa berkomunikasi dan menjadi teman tidak hanya pada coment dan join di blog saya ini. Bagi pengunjung setia yang gak pernah bosan berkunjung terus dapat contact saya di facebook  http://www.facebook.com/indah.armia dan melalui twitter https://twitter.com/Indah_Armia.

Untuk memberikan kritik dan saran bisa lansung di kirim ke facebook dan twitter saya ya...
I LOVE YOU...

Minggu, 30 September 2012

LONELY



Adakah seorang tahu dimana aku?
Aku disini berteman buliran duka
Tiada senyuman yang menjamahku
Hanya peluhan kesendirian yang setia
                Dimana ku berdiri
                Disitulah kesepian menghantui
                Dimana ku bersandar
                Disitu juga ku rasakan perih
Apa sebab ku tak mengerti
Yang ada ingat api menggeluti hati dan pikiranku
Tunjuklah padaku satu
Raihan untuk dapat ku genggam
                Tak betahku berselimut ini
                Meratapi tangis dalam sendiri
Inikah takdir menjawab
Namun tak akan ku mampu bertahan lagi
Dalam kemulan asap
Merenggut jiwa bahagiaku

Kamis, 13 September 2012

DIA




Terlihat tenang
Berwibawa
Dan optimisme
                Dia
                Seseorang yang membuatku tenang
                Seseorang yang mengajariku makna kehidupan
Seseorang yang mampu membuatku tersenyum selalu
Memandangnya seakan menatap indahnya langit
Berbicara dengannya bagaikan mendengar santunan malaikat
Dekat dengannya adalah impian terbesarku
                Berharap mimpi akan berwujud nyata
                Berharap mimpi tak hanya mimpi
Akan kunanti
Kunanti Dia
Hingga dapatku memilikinya

Senin, 03 September 2012

Pena Dan Diaryku


Membendung satu cerita
Untuk ku tuai dalam kisah
Menangis dan bahagia
Akan terangkum dalam satu buku
                Mulai ku raih pena warnaku
                Lalu ku buka perlahan diary cantikku
                Dengan halus ku gerakkan pena menulis
                Dengan awalan kata diaryku sayang
Rasa suka maupun duka
Ku ceritakan semua hingga habis akhirnya
Salam akhirku untuk sahabat setia
Pena dan diaryku
Terima kasih
Untuk hari-hari yang engkau temani untukku

Rabu, 29 Agustus 2012

Mawar dan Cinta



Ketika mata terpejam
Seutas khayalanku menangkap bayangan cinta
Satu kata berbagai makna
Satu kata berbagai rasa
                Cinta..
Seperti bunga mawar yang indah
Indah di pandang
Namun,,,
Sakit jika tak tahu bagaimana memetiknya
Akan tetapi,,,
Walaupun mawar memiliki duri yang tajam
Aku merasa bahagia dapat memilikinya
                Apalagi yang terbayang saat melihat warna manisnya
Mengingatkanku selalu
Akan seseorang yang ku sayang

Senin, 13 Agustus 2012

MERAYAKAN KEMENANGAN





Dalam menempuh sulitnya puasa
Menahan haus dan lapar
Sebulan lamanya menunggu kesabaran
Untuk kemenangan yang di nanti
                Berlomba-lomba mencari berkah
                Mencari pintu surga untuk  selalu bertaqwa
                Hilir mudik lantunan doa
                Untuk mendapatkan rahmat sang kuasa
Marilah saatnya kita sambut kemenangan kita
Selama satu bulan lamanya
Menahan segalanya demi mendapat kenikmatan
Yang akan kita nanti bersama

Selasa, 19 Juni 2012

My B'day Sweet 17th





14 Juni 2012…
Hari ini adalah hari ulang tahunku. Tepatnya usiaku sekarang genap menjadi 17 tahun, dimana usia itu adalah usia terakhir masa remaja. Semoga dengan penambahan usiaku ini aku menjadi lebih semangat lagi menikmati hidup ini. Tiada tangis, tiada duka, tiada masalah. Sepenuhnya yang ku harapkan adalah kebahagiaan yang selalu kun anti kedatanganya. Usia ke 17 tahunku ini semoga memberikan yang terbaik untukku. Aku dapat bertahan dengan prestasiku di sekolah, menjadi kebanggaan keluarga dan orang-orang yang ada di dekatku, dan dapat menggapai apa yang ku harapkan.

Sebelumnya aku juga ingin membagi kisah yang penuh kebahagiaan ku rasa kepada pembaca dan pengunjung di tanggal 14 juni 2012. Di mana aku merayakan hari ulang tahunku di sekolah, bersama guru-guruku. Pak Ilham Suandy adalah Kepala Kejuruan TKJ, yaitu guru yang sangat ku sayangi. Bu Nina adalah guru IPS ku yang bawel dan centil. Pak Muhammad Isa adalah guru Bahasa Indonesia yang paling tampan di sekolah. Kak Julianda adalah guru Otomotif di sekolahku. Kak Linda adalah Administrasi di sekolah. Dan Pak Sudarmaji adalah guru BP saat aku duduk di bangku SMP.

Untuk teman-temanku aku ucapkan beribu terima kasih kepada kalian. Kiky Irma Yunita adalah teman yang setia untuk ku, selalu ada saat suka maupun duka. Vijay Ardian adalah teman gokil yang paling jayus. Helmy alfiansyah adalah teman yang asyik untuk seru-seruan. Ricky Gunawan adalah teman yang pendiam namun memiliki solidaritas yang klop banget. Muhammad Amriadi adalah teman yang paling jayus. Namun tanpa ada kalian, di hari ulang tahunku tepatnya 14 juni 2012 tak akan bisa terciptakan suasana kebahagiaan yang sangat-sangat ku rasakan.

Terima kasih guru-guruku. Terima kasih teman-temanku. Dan terima kasih Yaspen. ABDI NEGARA BINJAI. karena di gedung itulah aku banyak mendapatkan kebahagiaan mulai di bangku SMP dan sekarang di bangku SMK.

Kado special yang kudapat dari hari ulang tahunku adalah kebahagiaan. Aku akan ceritakan kepada kepada para pembaca dan pengunjung bagaimana aku bisa mendapatkan kado special tersebut.
***

Awal mulanya di tanggal 14 juni 2012 aku sedang melaksanakan ujian kenaikan kelas untuk dapat naik ke kelas XII SMK TKJ. Temanku yang bernama Helmy Alfiansyah mendapatkan kekurangan nilai untuk ujian matematika, yang di mana ia harus melaksanakan remedial matematika hari itu juga. Aku membantu Helmy untuk menjalani masa ujian remedial, dan tanpa sengaja Kiky Irma Yunita masuk ke local dimana aku dan Helmy ada di ruangan itu. Bukan hanya Kiky, melainkan teman yang lain juga, Muhammad Amriadi, Ricky Gunawan, dan Vijay Ardian. Kiky menjabat tanganku dan mengucapkan selamat ulang tahun, ku membalas dengan senyuman dan ucapan terima kasih. Di susul itu pak Ilham datang memanggil aku, Amrie, dan Kiky untuk rapat sebentar di local kelas yang kosong. Setelah rapat selesai, Kiky mengatakan kepada pak Ilham bahwa hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku yang tak ingin pak ilham tahu, segera lari keluar local dan kembali ke local di mana ada Helmy, Ricky, dan Vijay. Segera saja pak Ilham menyusul dan mengucapkan selamat padaku, dan kembali lagi ku balas dengan senyuman dan ucapan terima kasih. Pak Ilham menginginkan ada cake ultah untuk merayakan ulang tahunku itu, namun aku tak ingin dari siapapun mengeluarkan sepeser uang untukku. Lalu aku putuskan membeli cake dan brownies di depan area sekolah, dimana di depan area sekolah ada toko roti. Ku memesan satu buah cake dan brownies coklat, keluar dari toko roti tersebut, aku kembali ke local di mana semua temanku berkumpul di situ. Di local itu ternyata tidak ada pak Ilham, pak Ilham berada di kantor guru. Segera ku menyusuri lorong tiap kelas dan mengajak pak Ilham untuk bergabung di local tempat semuanya berkumpul.

Acara pun di mulai. Nyanyian “Selamat Ulang Tahun” dan riuh tepukan tangan mengawali pembuka acara sederhana itu. Dan giliranku berdoa dan meniup lilin, namun saat hendak memotong cake, tidak ada pisau di sana!. Pak Ilham keluar local dan kembali membawa pisau bersama kak Linda. Potongan pertama ku berikan kepada pak Ilham Suandy, karena pak Ilham adalah orang yang ku sayang di antara mereka yang ada di sana. Namun, tak lupa butter creamtelah ada di di tiga jariku untuk menggoreskanya di wajah pak Ilham. Berhasil! Pak Ilham belepotan, ehehe. Potongan ke dua, aku bingung untuk siapa, namun tiba-tiba kak Julianda masuk di local itu untuk bergabung, segera saja ku berikan potongan cake itu untuknya. Selanjutnya untuk kak Linda, pak Isa, bu Nina, dan teman-teman, namun riuh di local itu karena aku yang jahil mencoret-coret wajah teman-teman dan guruku dengan butter cream yang saat itu ku pegang, namun kejahilanku menimpajuga kepadaku. Berlarian, menghindar, meminta ampun, tertawa, dan jengkel, semua itu bersatu menghiasi acara sederhana ulang tahunku. Wajah kami semua menjadi kotor, lengket, dan yang pasti lucu, ehehehe… namun setelah itu tawa-tawa bahagia mulai bersorakan menjadi bunyi paling indah di local itu.

Di lanjutkan memakan brownies . semua mulai asyik dengan brownis da cake  yang ada. Saat acara hamper selesai guru-guru berpamit pulang, namun aku dan teman-teman masih di local utnuk membersihkan diri. Tiba-tiba pak Sudarmaji datang dan mengucapkan selamat ulang tahun, kebetulan cake dan brownies masih tersisa. Ku berikan potongan cake terakhir untuk pak Sudarmaji, namun masih saja ada niat jahilku untuk mencoret wajah pak Sudarmaji. Berhasil!, namun lagi-lagi aku juga harus terkena kembali coretan di wajahku. Namun semua senang.

Sebelum pulang Kiky dan teman-teman yang lain mengajakku untuk berfoto bersama dan akan menguploadnya ke social media FACEBOOK. Satu jepretan dapat!. Kami pun pulang, satu per satu kami mulai keluar dari local itu dan berpisah di halaman depan sekolah.
***
Begitulah kisah lucu yang manis berselimut bahagia yang ku rasakan bersama guru-guruku, dan teman-temanku. Semoga ini akan terkenang selalu, walaupun satu  tahun lagi aku harus pergi meninggalkan sekolah tercintaku itu.


Happy birthday to me.. happy birthaday to me.. happy birthday..happy birthday..happy birthday to me…
INDAH ARMIA SARI 17th

Sayangku Untukmu Teman


Namaku INDAH ARMIA SARI. Aku ingin membagikan masa laluku yang menurutku sayang untuk di lupakan. Cerita ini adalah cerita masa laluku, dimana saat aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar saat ku berusia 8 tahun, tepatnya aku sudah duduk di bangku SD kelas 2. Aku sengaja menulis cerita ini, karena aku merasa dari kisah sekolah yang tak mungkin dapat ku lupakan adalah semasa ku duduk di bangku SD.

***

Saat usiaku 7 tahun aku adalah seorang pelajar dari SDN.028995, Tanah Merah, Binjai Selatan. Sampai akhirnya aku harus pindah sekolah ke SDN.028289, Tandam, Binjai Utara. Saat berusia sekecil itu aku sudah menyandang istilah keluarga broken home. Yang dimana ayah dan ibuku telah bercerai dan memiliki banyak masalah, sampai akhirnya aku harus pindah rumah dan sekolah. Awalnya aku tidak mau untuk pindah sekolah, karena aku merasa nyaman dan memiliki banyak teman, namun mama membujukku dengan halus yang akhirnya kami pun pindah rumah dari Binjai Selatan-Binjai Utara. Sebenarnya jarak antara rumah lama dan rumah baru yang akan ku tempati nanti tidak begitu jauh. Namun untuk mendapatkan teman-teman yang sudah banyak ku kenal di tempat tinggal lamaku ini, begitu sulit jika aku harus mendapatkanya kembali. Tapi bagaimana pun alasanku, tetap saja tak akan di pertimbangkan lagi oleh mama.


Setelah lelah membantu mama, kakak, dan abangku merapikan barang-barang perkakas rumah, aku berpamitan kepada teman-temanku, tetangga, dan guru. Kepergianku pun di iringi sepucuk surat yang saat itu di berikan oleh kak Wahyu, salah satu kakak kelasku. Aku segera menerimanya dan mengucapkan salam perpisahan. Di perjalanan aku  tak lagi sempat membaca surat yang di berikan kak Wahyu. Aku terlelap tidur. Karena nyenyaknya tidurku di sepanjang perjalanan, aku sampai tak sadar diri, bahwa di saat ku bangun dari tidurku, aku telah terbangun di atas kasur dan sebuah ruangan yang cukup lebar, ya ruangan itu pastilah kamar. Batinku. Dengan sedikit kucekan di mata sipitku, aku mulai mencari sepucuk surat yang tadi masih ku genggam dalam tanganku. Aku mendapatkanya di meja rias kakak ku. Segera ku membuka lipatan secarik kertas putih yang mulai lusuh itu.

                                         Asalammua alaikum wr.wb.

Indah, kami sangat sedih indah harus pindah dari sini. Tapi kakak harap indah jangan lupakan kak Wahyu dan teman-teman di sini yah..! Indah juga harus baik-baik di sana. Surat ini kakak buat agar indah gak akan lupa dengan kami di sini. Kami sayang banget sama indah. Dari waktu yang banyak kita lalui, kami merasa senang dapat mengenal seorang indah. Jangan pernah lupakan kami di sini yah.!
Rajin-rajinlah untuk mengirimkan kabar ke kami. Dan jangan lupa untuk menjadi anak yang baik dan semoga indah dapat mendapatkan banyak teman di sana, selayaknya seperti indah di sini. Jangan lupa yah balas surat kakak. Karena selain kakak, teman yang lain juga berharap untuk selalu tahu kabar indah di sana.
Salam sayang kami selalu
Teman-Temanmu

Membaca surat itu ada secarik kebahagiaan yang ku dapatkan, karena rasa sayang mereka kepadaku sangat besar. Jujur saja aku tersenyum-senyum sendiri di kamar yang masih berantakan itu. Tak lama-lama lagi ku langsung mencari buku dan alat tulis, aku membalas surat mereka hari itu juga.

                           Walaikum salam Wr.Wb.

Kak wahyu. Indah senang banget dapat surat dari kakak dan temen-temen yang lain. Indah janji akan selalu berkunjung ke sana jika ada waktu kosong. Indah gak akan lupain kakak dan temen-temen di sana. Makasih banget kak udah sayang sama indah. Indah juga sayang sama kalian semua. Kak Wahyu jangan lupain indah yah..!  indah pengen kakak sering-sering datang juga ke sini biar tahu rumah indah di mana.
Nanti kalau indah kesana lagi, indah mau kak Wahyu sama temen-temen di sana ajak main indah ya..!!!
Indah sayang kalian semua..

Seperti itulah balasan surat yang masih ku ingat saat itu. Setelah itu aku berlari mencari abang untuk memberikan balasan surat ini untuk teman-temanku di sana. Bersyukur abangku masih ada di dapur. Bang, indah nitip surat untuk kak Wahyu yah.. kataku. Nanti sore abang baru ke sana dek..!jawabnya. gak papah, nanti kasih aja sama kak Wahyu..pintaku sedikit memohon. Tak banyak berkata lagi abang langsung mengambil surat yang dari tadi telah ku sodorkan kepadanya.

Surat menyurat ini terus kami lakukan sampai aku mendapatkan sekolah baru. Sampai akhirnya kegiatan ini berhenti saat aku mulai sibuk dengan sekolah baruku. SDN.028289 adalah sekolah baru ku. Aku langsung masuk saat itu di bangku kelas 2 karena masa liburanku ku habiskan banyak di rumah. Awalnya aku malu untuk datang dan masuk sendiri di sekolah yang belum ku kenal lingkunganya. Namun, kakak perempuanku bernama kak Nita menghantarkanku ke sekolah dan masuk ke lokal baru ku. Awalnya aku sangat malu dan tidak memberanikan diri saat ku berdiri di depan local tersebut. Tapi, Kepala Sekolah di SD itu sangat baik menghantarkanku untuk masuk kedalam local.

Perhatian sebentar untuk kalian. Kita dapat teman baru dari SDN.028995, Binjai Selatan. Nah coba perkenalkan diri kamu yah? Jangan takut-takut. Kata pak Kepala Sekolah. Oh iya pak..makasih yah pak. Ucapku. Nama saya INDAH ARMIA SARI, salam kenal yah. Terangku. Aku gugup sekali saat itu, karena seluruh isi local tersebut menatapku dengan tatapan serius, terkecuali 2 orang cowok yang duduk 1 bangku tersenyum-senyum padaku.
Indah, kamu boleh duduk di depan. Kata bu guru yang belum ku tahu panggilan akrabnya itu. Waktu belajar pun di mulai. Aku memfokuskan diri untuk belajar dengan tenang, dan saat istirahat tiba, aku banyak sekali mengenal teman-teman baru. Yang jelas sekolah hari ini aku senang.


Hari kedua ku masuk sekolah lebih menyenangkan dari satu hari sebelumnya. Kejadian yang sangat aku ingat dan tak akan ku lupakan di hari kedua ku bersekolah adalah, di mana saat waktu pulang sekolah tiba. Aku dan beberapa teman-temanku yang lain di tugaskan untuk membantu wali kelas membersihkan lemari yang menyimpan barang-barang bekas. Aku di berikan beberapa tumpukan buku di tanganku untuk ku bawa ke halaman belakan sekolah dan menyusun buku-buku yang tidak terpakai. Saat tugasku selesai merapikan gudang sekolah, aku kembali ke lokalku untuk melanjutkan tugas selanjutnya. Namun, saat ku lihat di depan pintu local telah berdiri 2 orang cowok yang saat itu belum ku kenal. Mereka adalah teman satu lokalku juga, namun aku memang tidak banyak mengenal mereka, dan tidak terlalu mudah akrab dengan orang lain.

Hey anak baru. Sapa cowok berambut keriting keriting. Ada apa ya? Jawabku. Eh, kita mau kenalan, boleh gak? Tawar cowok bertubuh pendek. Indahkan lagi sibuk, nanti aja sepulang sekolah, indah mau bantu ibu guru bersih-bersih local. Alah, bentar aja, aku Edi, Edi kurniawan. Cowok berambut keriting memperkenalkan diri. Aku Syawal Azhari, panggil aku Syawal. Lanjut si cowok bertubuh pendek. Namaku Indah. Udah ya..

Ternyata mereka berdua tepatnya Edi dan Syawal tidak hanya menginginkan perkenalan saja, melainkan mereka menawarkan diri untuk menjadi pacarku. Jujur saja saat itu ku akui aku memang terlihat begitu imut dan manis, karena saat masa-masa itu mama selalu memujiku. Namun tidak untuk aku yang sekarang. Ehehehe…  aku merasa tawaran mereka yang sedikit memaksa membuatku semakin tidak merasa nyaman di dekat mereka, apa lagi aku yang berdiri di dinding dekat pintu local merasa terhimpit oleh satu tangan Edi yang di ulurkan menempel di dinding sebelah kiriku, begitu juga Syawal, dia melakukan hal yang sama seperti apa yang Edi lakukan, namun dian mengelurkan tanganya dan menempelkanya ke dinding sebelah kananku. Aku sangat takut kala itu. Namun aku yang saat itu sangat tidak tahu tentang apa itu pacaran merasa bertanya-tanya terhadap diriku sendiri, mereka ini bicara tentang pacaran, apa sih? Batinku. 2 pasang bola mata menatapku dengan lekat. Gugup! Itulah yang aku rasakan, namun segera aku menunduk dan kabur dari mereka. Dan mereka berheti tidak menggangguku sampai waktu pulang tiba.

***

Beberapa tahun kemudian aku sudah duduk di bangku kelas 4 SD. Kejadian tentang pacar-pacaran itu ternyata tidak hanya ku alami di kelas 2 SD saja, melainkan kelas 4 ini juga. Saat itu ada beberapa orang siswa yang bersekolah di dekat sekolah ku juga, namanya Erwin, Teguh, Otong (panggilan akrabnya), Surya, dan ke 2 teman cowok lainya yang belum ku tahu siapa nama mereka. Saat itu local sepi dan ruang kantor tertutup karena ada rapat guru. Merekaberdiri di depan local kelasku dengan melirik gerak-gerik ku dari luar. Aku tidak menyadari kehadiran mereka, karena aku sangat tidak mengenal mereka. Edi dan Syawal keluar local dan membuka pintu. Aku mendengar Edi dan Syawal memanggil nama lengkapku. Segera saja aku mendekati mereka dan menjawab datar ada apa?. Ini teman-teman aku dari sekolah seberang sana tuh. Terang Syawal. Indah gak ada buat masalah di sekolah sana, kenapa mereka datang ramai-ramai dan cowok semua lagi yag datang. Pukas ku. Semua terdiam, seisi local melihat keluar, dan beberapa saat ku lihat beberapa dari mereka mulai bersikut-sikutan dan menatapku. Aku membalas tatapan mereka dengan penuh tanda Tanya.

Aku Erwin. Cowok berpakaian rapi mulai memperkenalkan diri dan mengulurkan tangan. Indah. Ku sambut uluran tangannya dengan bersalaman. Eh..eh..aku Teguh, sikut cowok sedikit gemuk namun manis. Indah. Sebenarnya kalian ini mau ngapain sih? Indah jadi bingung? Tanyaku. Tiba-tiba Teguh dan Erwin memberiku beberapa tangkai bunga. Yang masih ku ingat, Erwin mengulurkan bunga kertas warna ungu, dan Teguh mengulurkan bunga kertas warna kunung. Lalu Edi dan Syawal menyuruhku untuk memilih bunga yang mana yang harus aku ambil. Aku ingin mengambil bunga milik Erwin, namun terhadang, karena Teguh telah menyerahkan Bunganya terlebih dahulu di tanganku dan dia lari menuruni tangga. Sedangkan Erwin, ku lihat dia kecewa, namun aku saat itu masih belum mengaerti dengan apa yang mereka lakukan.

***

Saat aku duduk di bangku kelas 5 dan 6 aku memiliki teman baru, namanya Didik Yusup, hidungnya pesek. Dicky Yudha Handika, cowok ganteng yang berpenampilan menarik. Fitri Andriani, postur tubuhnya terlihat lebih pendek. Rizky Mardiah, cewek Gemuk yang pintar. Muhammad Irfan Rianto, cowok yang keren dan penyuka basket. Robbi Suratna, cowok berkulit hitam manis. Salah satu dari mereka yaitu Dicky adalah yang paling mudah akrab dariku, selama 2 tahun aku selalu dekat denganya. Bahkan aku juga tak sungkan-sungkan membagi sedikit uang saku yang ku miliki untuknya, dan berbagi makanan yang ia miliki untukku. Sampai akhirnya di berpacaran dengan Ellen, cewek anak Kepala Sekolah. Tapi itu semua tidak menhambat kedekatan aku dengan Dicky. Aku dan Dicky memiliki kepribadian yang berbeda, namun entah mengapa, jika aku dekat dan bermain bersamanya merasa nyaman dan tenang. Dicky termasuk cowok yang lumayan usil terhadap teman lainya, namun saat denganku, ke usilanya membuatku jengkel. Namun tetap saja aku dan Dicky sangat dekat sampai masa akhir SD ku selesai.

***

Aku dan Dicky berpisah untuk jenjang SMP, Dicky lebih memilih bersekolah di SMP Negeri, dan aku memilih SMP Swasta. Saat aku pertama kali masuk jenjang sekolah baru. Aku bertemu dengan Irfan, teman SD ku juga, namun aku tidak terlalu dekat denganya, hingga akhirnya di kelas VIII aku dan Irfan satu local di kelas unggulan. Kebiasaan untuk melakukan sholat ashar bersama selalu kami jalani, hingga akhirnya aku dekat dan mengenal sisi kepribadian Irfan itu seperti apa. Irfan termasuk cowok yang cuek. Dan ada satu cewek yang paling dekat dengannya, namanya Dara Ganis Tantia, sebut saja Ganis. Irfan selalu bercerita tentang apapun yang dia rasakan an tentang segalanya kepada Ganis. Hingga suatu hari, Ganis dan beberapa teman yang lain mengajakku untuk berkunjung ke rumah Irfan. Sebenarnya aku keberatan, karena cuaca saat itu panas terik. Namun, karena paksaan, aku mengikuti mereka juga. Sesampainya di halaman rumah Irfan, Ganis mulai mengetuk pintu dan ternyata di dalam rumah Irfan ramai sekali teman-teman cowok yang pada ngumpul di sana. Bagaimana pun juga aku gak terbiasa dengan keadaan seperti itu. Aku pamit pulang kepada semuanya, Irfan sempat mencegahku, namun aku tetap bersihkukuh untuk pulang, ternyata di perjalanan ku pulang terdengar suara motor, ya itu teman cowok yang dekat denganku, Bangkit namanya. Dia mengajakku untuk naik motor bersamanya dan dia akan mengantarkan ku pulang.

Beberapa hari kulihat Irfan sedikit aneh, karena kebiasaan dia yang selalu melirik kearahku atau kearah teman ku Shela, membuat pertanyaan yang besar di ingatan aku dan Shela. Shela juga sempat berkata kepadaku dengan kebiasaan Irfan yang selalu melihat kea rah bangku kami berdua bahwa dia sangat membenci Irfan, dia bilang, Irfan itu sok kecakepan, sok keren. Dan setelah aku pikir-pikir dian termasuk cowok yang ganteng, dan memang bergaya paling menonjol dengan kerapian dari pada siswa yang lainya, namun aku mengiyakan saja apa yang Shela ucapkan.

Di kelas IX aku tidak lagi satu local dengan Irfan, namun hari-hari yang ku jalani masih lah seperti biasa. Sampai suatu hari aku mendengar berita buruk tentang keadaan Irfan dari beberapa temanku bahwa Irfan sedang sakit, dan di rawat di rumah sakit yang belum pada tahu tepatnya Irfan di rawat di rumah sakit mana. Mendengar kabar itu aku mulai sedikit was-was dengan keadaan Irfan, Karena Irfan terlihat baik-baik saja, namun tentang absensi, Irfan jarang sekali hadir.

Satu bulan kemudian Irfan datang ke sekolah yang saat itu ku lihat dengan benar-benar tak menyangka semua itu harus ku lihat. Irfan datang dengan ke adaan yang masih sangat terlihat tidak sehat, berat badan yang menurun drastic, ia terlihat kurus, dan bahkan mendekati (aku tak sanggup ceritakan), kepalanya tidak lagi di tumbuhi sehelai rambut, dan Irfan bagaikan manusia yang sangat menjauhi kata SEHAT sangat-sangat menjauhi kata itu! Aku menatap Irfan dengan penuh pertanyaan dan semangat! Yang ku lihat dari seorang Irfan adalah seorang pelajar yang gigih mencari ilmu, walaupun dia dalam keadaan yang tak memungkinkan lagi untuk berpikir. Irfan terus menjalani aktivitas sekolah dengan keadaan yang memburuk, apalagi saat aku mendengar Irfan yang sedang sakit parah itu masuk di kelas fisika dan tidak menyempatkan diri untuk mengerjakan tugas rumah. Ia dapat hukuman dari guru fisika dan satu cubitan keras meluncur ke perut Irfan yang tak lagi berlemak yang hanya tersisahkan tulang. Spontan saja Irfan merasakan rasa sakit yang sangat-sangat sakit. Dan yang aku dengarkan dari salah satu temanku Irfan menangis kesakitan. Hatiku menangis meradang mendengar kabar yang di sampaikan oleh temanku itu. Namun apa yang dapat ku lakuakan, ternyata Irfan sudah tiada di local IX.3 lagi. hanya doa yang dapat ku lakukan untuknya.

2 minggu kemudian saat aku ingin mengantarkan sepupu pulang, aku menyempatkan diri untuk datang ke rumah Irfan. Dan saat ku masuki halaman rumah Irfan aku sangat-sangat terkejut dengan apa yang ku lihat, ke adaan Irfan semakin melemah, namun dia masih mampu berjalan dengan langkah yang lunglai. Aku sempat khawatir dengan ayunan langkah kaki Irfan namun, Irfan meyakinkanku bahwa dia bisa!.

Saat Irfan mempersilahkan aku untuk duduk, aku sangat kembali di kejutkan oleh suara Irfan yang terdengar seperti alien(makhluk luar angkasa). Sontak aku sangat tidak menyangkakan hal itu dapat di alami oleh Irfan, ku mulai menanyakan keadaannya dan lagi-lagi Irfan meyakinkanku bahwa dia baik-baik saja. Miris sekali hati ku melihat keadaan Irfan yang saat itu ada di hadapanku. Aku mulai menatap kondisi tubuh Irfan dengan lekat. Dan Irfan mengalihkan pandanganku dengan menawarkan minuman. Aku menolaknya, karena aku tak ingin Irfan terlihat repot dengan kedatanganku. Ku alihkan suasana ruangan di rumah Irfan dengan sedikit lelucon. Ternyata selain Indah kurus, masih ada lagi ya yang lebih kurus.ehehe..ledek ku kepada Irfan. Irfan hanya tertawa, aku senang senyuman yang tersirat di bibirnya, karena itulah yang ku harapkan. Irfan dapat tertawa atau tersenyum di saat di sangat-sangat tidak mungkin untuk tersenyum maupun tertawa lepas. Aku mulai berpamit pulang karena waktu yang sudah merangkak sore. Ku jabat tangan Irfan mungkin jabatan tangan itu dapat menguatkan Irfan, karena ia masih memiliki teman yang menyayanginya.

Selang 3 hari kemudian ku dengar Irfan masuk rumah sakit dan di larikan di rumah sakit Aceh. Aku hanya mampu berdoa untuk kesembuhan Irfan, hingga saat 1 minggu Irfan di rawat di rumah sakit Aceh. Tepatnya hari jum’at maghrib di bulan februari 2010 Irfan meghembuskan nafas terakhirnya dan meninggalkan segalanya di dunia ini. Aku mendapatkan pesan singkat dari temanku bahwa Irfan telah meninggal dunia, di sabtu malam saat adzan maghrib tiba. Segera ku melaksanakan sholat maghrib dengan derai tangis yang tak bisa ku hentikan. Aku menyempatkan untuk mengirimkan doa Yassin untuk Irfan sembari tangisku terus mengalir. Hingga selesai ku mengirimkan doa dan menyelesaikan sholatku, ku mendapatkan telpon dari temanku. Bahwa sabtu mala mini ada perkumpulan menunggu jenazah Irfan sampai di rumah duka. Aku segera bergegas mengganti bajuku dengan pakaian berjubah dengan kerudung.

Selang beberapa menit kemudian temanku datang untuk menjemputku. Aku berangkat dengan wajah sembab dan mata bengkak, namun aku tak mengkhawatirkan itu, melainkan aku khawatir dengan dengan perasaan yang menyelimuti segalanya untuk Irfan. Irfan dan Irfan yang selalu ku pikirkan di sepanjang perjalanan. Tepat pukul 20.00 aku sampai di rumah duka. Dan ternyata jenazah irfan belum sampai juga, menunggau dan terus menunggu. Hanya itu yang dapat ku lakukan untuk setia menunggu jenazah Irfan datang.

Silir waktu bergulir banyak teman yang mulai berpamitan untuk pulang, hanya aku, Arief Subari, Dara Ganis Tantia, Puja Antika, Uka Pratama, Danu Firmansyah, Wahyu Kurnia, dan Robbi Handoko. Ya. Kami masih setia menunggu jenazah Irfan datang. Pukul 01.15 senarai bunyi ambulance terdengar. Aku teman-teman yang lain segera menunggu jenazah di dalam rumah. Saat itu walaupun telah larut malam di halaman rumah dan seisi ruangan rumah Irfan masih banyak sekali orang-orang yang mengisi ruangan demi ruangan tersebut. Sampai akhirnya jenazah Irfan di tidurkan di kasur yang telah di hiasi untuk istirahat tubuh Irfan yang nantinya akan di pindahkan lagi di peristirahatan terakhir.

Derai tangis, jeritan, ketidak relaan, bahkan kondisi pingsan menyelimuti rumah duka. Aku yang melihat wajah Irfan, begitu bangga dan menjadikan sesosok Muhammad Irfan Rianto sebagai peloporku dalam meraih prestasi di sekolah. Ingin sekali ku menangis untuk Irfan yang terakhir kalinya sembari melihat wajahnya, namun air mataku tak dapat mengeluarkan setetes aliran kecil pun.

Esoknya, rumah duka di padati bayak orang yang bertakziah untuk mengirimkan doa untuk sesosok Irfan yang sangat berbudi pekerti. Pukul 10.00 WIB jenazah Irfan di iringi untuk menuju peristirahatan terakhir. Aku dan banyak orang lainya mengiringi Jenazah Irfan menuju ke liang lahat. Prosesi sunah rasul pun di laksanakan untuk mengubur jenazah Irfan. Dalam hatiku berkata
 semoga Irfan bahagia dengan kehidupan yang telah di jalani, Irfan..seandainya masih ada tersisa waktu untuk ku mengatakan perasaanku ini, aku ingin memelukmu dan mengatakan bahwa aku mencintaimu tidak hanya sebagai sahabat melainkan orang yang berarti dalam hidup mu sampai Irfan harus meninggalkan Indah untuk selamanya. Irfan Indah sangat menyayangi Irfan, semoga Indah dapat mengolah semua kehidupan yang telah Irfan jalani menjadi suatu motivasi untuk diri Indah agar dapat menjadi yang terbaik. Selamat jalan Irfan.

Setiap bulannya ku sempatkan diri untuk mengunjungi makam Irfan dan membersihkan makam tersebut, dan bercerita tentang kehidupanku yang sedang ku jalani. Rutin sekali ku melakukan hal itu hingga akhirnya aku mulai melalaikan kebiasaanku untuk menjenguk makam Irfan. Di saat ku mulai mengingat akan Irfan dalam benak ku. Ku mengirimkan doa untuk Irfan, sampai sekarang ku hendak kelas 3 SMA. Sampai sekarang ku selalu mengingat Irfan untuk menjadi yang terbaik teman dan yang tersayang.

I love you Irfan…
This story for you..
Just for you..
you will not forget me..
My friend..my memories..






Alm. MUHAMMAD IRFAN RIANTO

Minggu, 10 Juni 2012

Cerita untukmu

Lama banget nih g update post di blog...
kangen juga sama semua pengunjung...
maaf ya jika pesan dari pengunjung tidak sempat di balas kunjungannya..
kesibukan saya untuk sekolah membuat blog ini tidak terawat...
namun,
terima kasih atas kunjungan per hari untuk walking setia...
semoga post terbaru saya akan lebih saya tambah lagi....
kesan cerita dari segalanya
terima kasih...

Hari yang Cerah Untuk Jiwa yang Sepi

 



Andai dapat ku rasa keindahan hari ini dengan senyum indah abadi
tak dapat ku pungkiri bahwa ku inginkan itu
jika dapat ku pendam perih ini
takkan tersirat duka membelenggu

                Hati ini merindukan sesuatu
                Namun tak terjawab apa itu
                Mungkin hanyalah kesunyian yang ku nanti
                Tanpa berteman ku dalam bahagia
Andaikan ku tahu rasa ini kan datang
Ku kan bersiap dengan segala resiko yang ada
Namun,
Tak ada mental dan fisik ku siapkan untuk kedatanganya
                Sampai ku tak dapat rasakan indahnya hari
                Hanya kesenyapan, kesunyian, dan sepi
                Menyelimuti benak dan hidup ku